Tutup MUFFEST+ 2022, Mendag Optimistis Indonesia Jadi Kiblat Fashion Muslim Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan Muslim Fashion Festival+ atau MUFFEST+ 2022 secara resmi ditutup oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Sabtu (23/4/2022). Mendag berharap acara ini bisa menjadi batu loncatan menuju Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) agar dunia melihat Indonesia dan menjadi kiblat fashion Muslim dunia.
Dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, yakni sekitar 229 juta jiwa, Mendag Lutfi mengatakan, fashion Muslim adalah peluang pasar besar di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan 12 persen dari dari total muslim dunia yang diperkirakan berjumlah 1,9 miliar orang atau sekitar 25 persen penduduk dunia.
Oleh karenanya, Mendag Lutfi menyebut, Indonesia harus mengambil peluang ini karena memiliki kekuatan ragam budaya dan kearifan lokal. Terlebih permintaan produk halal terus mengalami kenaikan.
Pada 2024, fesyen Muslim bahkan diproyeksikan menyumbang sebanyak 6,04 persen industri halal global yang mencapai USD 311 miliar. Akan tetapi, kata Mendag Lutfi, upaya ini juga harus didukung penunjang lainnya, seperti akademisi untuk mendukung ekosistem dengan pendidikan.
"Karena untuk mencapai kiblat fesyen dunia tidak boleh terpaku dengan selera Indonesia, tapi juga harus universal," ujarnya.
Mendag Lutfi menegaskan, ini adalah bentuk komitmen dari pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung terbentuknya ekosistem industri fesyen Indonesia. "Diharapkan sebelum 2024 kerja sama dalam mewujudkan ekosistem tersebut dapat berjalan dalam kebersamaan Indonesia yang kuat,” tutupnya.
Acara MUFFEST+ 2022 yang digelar pada 21-23 April 2022 ini merupakan bagian dari Road To Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang puncaknya akan dilaksanakan pada 20-22 Oktober 2022. Acara puncak JMFW juga berkesinambungan dengan gelaran Trade Expo Indonesia 2022 yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan, JMFW merupakan program yang diinisiasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ajang ini pun turut melibatkan Kementerian dan lembaga terkait, akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen dan industri penunjang lainnya, seperti kosmetik, aksesoris, alas kaki, serta media massa.
"Ajang ini juga bertujuan memajukan dan meningkatkan daya saing fesyen Muslim Indonesia di pasar internasional,” terang Didi.
Dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, yakni sekitar 229 juta jiwa, Mendag Lutfi mengatakan, fashion Muslim adalah peluang pasar besar di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan 12 persen dari dari total muslim dunia yang diperkirakan berjumlah 1,9 miliar orang atau sekitar 25 persen penduduk dunia.
Oleh karenanya, Mendag Lutfi menyebut, Indonesia harus mengambil peluang ini karena memiliki kekuatan ragam budaya dan kearifan lokal. Terlebih permintaan produk halal terus mengalami kenaikan.
Pada 2024, fesyen Muslim bahkan diproyeksikan menyumbang sebanyak 6,04 persen industri halal global yang mencapai USD 311 miliar. Akan tetapi, kata Mendag Lutfi, upaya ini juga harus didukung penunjang lainnya, seperti akademisi untuk mendukung ekosistem dengan pendidikan.
Baca Juga
"Karena untuk mencapai kiblat fesyen dunia tidak boleh terpaku dengan selera Indonesia, tapi juga harus universal," ujarnya.
Mendag Lutfi menegaskan, ini adalah bentuk komitmen dari pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung terbentuknya ekosistem industri fesyen Indonesia. "Diharapkan sebelum 2024 kerja sama dalam mewujudkan ekosistem tersebut dapat berjalan dalam kebersamaan Indonesia yang kuat,” tutupnya.
Acara MUFFEST+ 2022 yang digelar pada 21-23 April 2022 ini merupakan bagian dari Road To Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang puncaknya akan dilaksanakan pada 20-22 Oktober 2022. Acara puncak JMFW juga berkesinambungan dengan gelaran Trade Expo Indonesia 2022 yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Banten.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan, JMFW merupakan program yang diinisiasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ajang ini pun turut melibatkan Kementerian dan lembaga terkait, akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen dan industri penunjang lainnya, seperti kosmetik, aksesoris, alas kaki, serta media massa.
"Ajang ini juga bertujuan memajukan dan meningkatkan daya saing fesyen Muslim Indonesia di pasar internasional,” terang Didi.
(hri)